Pada dasarnya, pengelompokkan kata yang
kita gunakan sehari-hari sering kali sama saja artinya atau maknanya sama.
Namun kita sering kali menyebutnya berbeda. Antara penyebutan-penyebutan kata
atau ungkapan itu, meskipun berbeda itu tidak mengubah dari konsep yang
sebenarnya.
Sepeti yang kita ketahui bersama
pengertian dari ungkapan itu adalah gabungan kata yang membentuk arti baru di
mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Nama lain ungkapan
adalah idiom. Kata merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun suatu kalimat.
Tanpa kata, tidak mungkin ada kalimat. Setiap kata mempunyai fungsi dan peranan
yang berbeda sesuai dengan kelas kata atau jenisnya. Sebuah kata dapat
menyampaikan beberapa pengertian melalui bentukan-bentukannya. Dari satu kata
pula, kita dapat membuat atau mengembangkannya menjadi beberapa kata turunan.
Dari kata turunan tersebut, kita dapat mengungkapkan satu bahkan beberapa
ide/perasaan.Pemekaran kata dengan memberi imbuhan itu pun akan membuat
kata-kata tersebut mengalami perubahan jenis atau kelas katanya.
Ungkapan dan kalimat yang sangat praktis
tidak hanya didalam bahasa Indonesia yang beragam jenis. Namun juga dalam
bahasa daerah banyak kalimat-kalimat yang sangat praktis yang di ungkapkan
tanpa sadar oleh kita.
Sebagai contoh dibawah ini merupakan
kalimat-kalimat dalam bahasa daerah “Dayak Kebahan” Kalimantan Barat.
·
Kalimat Tanya
|
No
|
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Dayak Kebahan
|
|
1.
|
Mau kemana?
|
-
Nak kemonai?
-
Kemonai?
-
Kemonai kau?
-
Oii kemonai?
-
(Cukup
menganggukkan dengan ekspresi tanya)
|
|
2.
|
Apa yang kamu lakukan sekarang?
|
-
Apai pulah?
-
Agek ngapai
kau?
-
Pai keja kau
diak?
-
Pai can?
|
|
3.
|
Mau roti?
|
-
Nak ote?
-
Nak? (Sambil
menyodorkan roti)
-
Ngapai? Kau
nak?
-
Nah, amek am!
|
|
4.
|
Berangkat kekota dulu
|
-
Nak kekota lok
-
Angkat kekota
-
Kota
|
|
5.
|
kesini
|
-
Kotok lok
-
Kotok bah
-
Oi. Kotok
-
Oii... (sambil
menggunakan kode tangan memanggil)
|
|
6.
|
|
-
|
Contoh diatas merupakan sebagian dari
banyaknya kalimat-kalimat yang dipraktiskan dari bahasa-bahasa dayak kebahan.
Seperti yang dicontohkan dari kalimat tanya pertama yaitu “mau kemana?”. Dalam
bahasa daerah dayak kebahan pengungkapannya sangat beragam-ragam jenis. Seperti
yang dicontohkan, semuanya berarti sama yaitu kalimat tanya “Nak kemonai?” yang
diartikan dalam Bahasa Indonesia yaitu mau kemana. Bahasa praktis itu hanya
sebagai simbol semata, dan tidak sama sekali mempengaruhi dalam kebahasaan. Agar
lebih mudah dan lebih praktis sering kali masyarakat menggunakan kalimat tanya
seperti yang dicontohkan diatas.
Dari contoh diatas ada yang menggunakan
bahasa kode saja dan itu merupakan kode yang sangat praktis. Yaitu ketika kita
bertemu dengan seseorang dan kita bertanya kepadanya tanpa menggunakan salah
satupun bahasa atau kata bisa saja kita cukup mengangkat kepala kita sebagai
simbol kita sedang menanyakan dia hendak kemana. Namun hal ini sering kali
membuat penyimak bertanya apa yang dimaksudkan. Sebagian juga tanpa ditanya dan
kita mengeluarkan kata-kata penyimak sudah menjawab. Sebagai contoh
-
Menganggukkan
sambil menggunakan simbol bahwa kita bertanya mau kemana seseorang yang kita
tanya, dia langsung menjawab “ kekota lok” yang artinya “ke kota dulu”.
Dari contoh ke-3 kalimat tanya yaitu
“apakah kamu mau roti?” didalam bahasa Indonesia mungkin saja bahasa praktis
pasti banyak sekali ragamnya. Dalam bahasa dayak kebahan kalimat tanya seperti
ini diungkapkan dengan bahasa praktisnya seperti yang dicontohkan yaitu “Nak
ote?”. Pengungkapan lebih praktis dengan menyebut kata “nak?” sambil
menyodorkan roti sudah dapat diterima baik oleh penyimak. Bagitu juga yang di
katakan “ngapai? Kau nak?” sama artinya dengan yang pertama yaitu “apakah kamu
mau roti?”. Pengungkapan seperti itu sering kali diungkapkan dengan keadaan
tidak sadar.
Selain kalimat-kalimat diatas, ada juga
kata-kata yang mempunyai maknanya yang sama dan dikelompokkan dalam beberapa
macam jenis yang dibeda-bedakan. Sebagai berikut
|
No
|
Kata
|
jenis
|
Konsep
|
|
1.
|
Padi
|
a. Baong, nyemah, pandan, ansa, otom
b. Ahop, nawai, jonang, buntak, komai,
payak, bogop, domong, sengkujam.
|
Padi/pemakan
|
|
2.
|
Burong
|
Punai, tekoko,
kenciap, pipet, keruak, ngenciap, enggang.
|
Binatang
|
|
3.
|
Badah
|
Bakol,
ronjong, taken, tengkalang
|
Alat untuk
membawa sesuatu.
|
|
4.
|
sapi
|
Bali,
bangkong, susu
|
binatang
|
|
5.
|
Manok sobong
|
Pelipen, serapat,
bari
|
binatang
|
Dari
beberapa contoh diatas. Tampak beberapa contoh penggunaan jenis dan maknanya
sama, namun yang membedakannya adalah jenisnya. Yang mana jenisnya itu
merupakan kelompok kata yang berbeda arti dan penggunaannya. Seperti pada
contoh nomor (1) a. Merupakan jenis tanaman padi yang ditanam di daerah
daratan, dari setiap jenis padi berbeda bentuk dan ungkapan. Namun konsep
akhirnya merupakan “Beras”.
Lalu yang (1)b. Merupakan jenis padi yang ditanam di
daerah perairan, atau dirawa-rawa. Seperti sawah. Jenis padi ini menurut orang
tua karena sudah terbukti kebenarannya tidak dapat ditanam di daerah daratan,
karena tidak dapat menghasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Tentunya padi
yang ditanam didaerah rawa banyak memerlukan atau membutuhkan air yang cukup.
Pada
contoh yang ketiga, jenis wadah yang sering digunakan para ibu rumah tangga dan
orang tua dalam pekerjaan sehari-hari juga merupakan bagian dari alat untuk
membawa sesutau. Konsep itu sama halnya dengan contoh ke satu berbeda jenis
namun konsepnya sama yaitu alat untuk membawa sesuatu sebut saja seperti
keranjang.